(+62) 761 387 62    [email protected]

Peduli Lingkungan, Mahasiswa Universitas Abdurrab Kampanye Bebas Kantong Plastik

Senin, 27 Mei 2019 | Dilihat 1380 Kali

Pekanbaru. Permasalahan limbah memang menjadi tugas besar bagi setiap warga negara Indonesia untuk segera ditemukan solusinya, mengingat bahwa Indonesia memproduksi kurang lebih 65 juta ton limbah setiap harinya. Dengan jumlah yang demikian besarnya, ada sampah sampah yang bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi keseimbangan ekosistim dan ada pula yang tidak bisa di daur ulang. Termasuk salah satu sampah yang tidak bisa di daur ulang adalah sampah-sampah plastik. Untuk itu, sebagai mahasiswa yang harus membawa perubahan bagi masyarakat, mahasiswa universitas abdurrab melakukan kampanye bebas kantong plastik pada Rabu (22/05).

Salah seorang inisiator sekaligus narasumber dalam agenda ini merupakan mahasiswa Hubungan Internasional semester 6, Ivan Oktabi. Bertempat di ruang leadership Universitas Abdurrab. Peserta yang hadir, berasal dari lingkungan universitas abdurrab dan adapula beberapa rekan dari luar universitas abdurrab, mengingat memang acara ini di design limited seat. Beliau lebih banyak membahas tentang kondisi Indonesia kedepannya dengan adanya tumpukan sampah plastik yang tidak dapat di daur ulang, dampaknya bagi lingkungan dan kesehatan, dan lebih detail lagi tentang bagaimana cara penguraian limbah yang tidak bisa didaur ulang tersebut. “Seperti yang kita ketahui, saat ini di pusat perbelanjaan justru masih sangat banyak yang menggunakan kantong plastik. Untuk itu kita sebagai konsumen harus memiliki ide untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik saat berbelanja.” Ungkapnya.

Tidak ada masalah tanpa solusi. Narasumber kedua yang juga merupakan mahasiswa Hubungan Internasional semester 6, yang juga merupakan pegiat penelitian yang berfokus pada perekonomian ASEAN, Yuni Setiawati, juga memberikan pandangannya terkait pemanfaatan limbah kantong plastik dari segi perekonomian. Dalam pemaparannya, ia memberikan langkah alternatif yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan limbah kantong plastik sehingga menjadi pemasukan bagi perekonomian Indonesia. “Semoga keberadaan kita sebagai intelektual akademisi justru menjadi titik terang bagi penyelesaian permasalahan yang melilit Indonesia selama ini.” (Humas)


KOMENTAR