(+62) 761 387 62    [email protected]

Tetap Produktif Dikala Pandemik : Memerangi Kasus Stunting Anak dengan memanfaatkan Limbah ikan patin

Selasa, 05 Mei 2020 | Dilihat 918 Kali

(Humas Univrab-Pekanbaru, 05/05/2020) Seperti yang kita tahu, saat ini dunia sedang menghadapi tantangan yang sangat serius karena pandemi Coronavirus atau virus Covid-19. Seperti yang dikhawatirkan bersama juga, hal ini sedikit demi sedikit mulai mempengaruhi pembatasan aktivitas yang dilakukan. Meski demikian, keadaan seperti ini  tidak membuat Wahyu Margi Sidoretno M. Farm., Apt. atau biasa dipanggil Ibu Wahyu ini, lantas justru tidak produktif meskipun berada di rumah. Justru sebaliknya, Ibu Wahyu Margi Sidoretno yang juga merupakan salah satu dosen Universitas Abdurrab  di jurusan D III Anafarma ini lantas terus berinovasi dan melakukan berbagai penelitian,  salah satu penelitian beliau yang saat ini dikembangkan adalah  “Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Patin (Pangasius Hypopthalmus Sp.) sebagai Bahan Tambahan Biskuit Pada Balita Stunting”.

Alasan beliau tertarik melakukan penelitian tersebut karena prihatinnya dengan kondisi kasus stunting pada anak saat ini yang semakin bertambah banyak. Selain itu, di sisi lain tentang banyaknya limbah ikan patin, khususnya yang berada di Riau yang kurang termanfaatkan secara menyeluruh dan optimal. Berangkat dari alasan itulah beliau membuat inovasi dengan melakukan penelitian membuat makanan berupa biskuit yang mayoritas disukai banyak anak dengan memanfaatkan limbah ikan patin sebagai salah satu bahannya.

“Proses pembuatan secara umum adalah sebagai berikut. 1) Limbah ikan patin yang berupa sisa tulang dibersihkan dari sisa daging yang masih menempel. 2) setelah tulang ikan patin itu bersih, kemudian tulanng-tulang tersebut dikeringkan menggunakan oven. 3) setelah benar- benar kering tulang tersebut dihaluskan dan diayak sehingga menjadi tepung. Langkah terakhir adalah tepung dari limbah ikan patin tersebut ditambahkan pada adonan dan jadilah biskuit yang siap untuk dikonsumsi anak. Beliau berharap dari pelaksanaan penelitian ini adalah menjadi alternatif asupan makanan yang kaya akan kalsium”, jelas Ibu Wahyu.

Beliau berpesan bahwa, “Janganlah kita terlalu takut bahkan depresi karena adanya virus korona ini. Akan tetapi, kita harus tetap produktif meskipun berada di rumah. Apalagi sebagai dosen harus memberi contoh dan teladan yang baik dan melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah melakukan penelitian dan terus berinovasi meskipun berada di rumah”. (FC)


KOMENTAR