UNIVRAB. Workshop Internasional kerjasama IIASA (International Institute for Applied Systems Analysis), Austria dan ASM (Academy of Sciences Malaysia) berlangsung dari tanggal 4-5 Oktober di Kampus ITB Bandung. Mengusung tema “Workshop on Haze and Biomass Burning in Asia”. Pembicara yang hadir pada kesempatan tersebut berasal dari berbagai negara, Austria, Vietnam, Thailand, Malaysia, India, Jepang, dan tentunya tuan rumah Indonesia. Pembicara dari Indonesia diantaranya, Prof. Bambang Hero, M.Agr (IPB), Prof. Puji Lestari (ITB), Showfan Albanna Choiruzzad, PhD dan Alfajri, MIA.
Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Abdurrab (Univrab) Alfajri dalam pemaparannya menyampaikan permasalahan pembangunan berkelanjutan, termasuk isu asap tidak bisa diselesaikan dengan solusi tunggal. Hal ini disebabkan karena kompleks nya akar masalah dari persoalan dimaksud tutur alumni The Australian National Univeristy ini. diperlukan pendekatan komprehensif dan integral dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, diantaranya para Akademisi, Dunia Bisnis, Masyarakat Sipil, Media Arus Utama dan tentunya Pemerintah sebagai pemegang kendali utama. Adapun beberapa persoalan yang harus dibenahi untuk jangka pendek, menengah dan panjang diantaranya perbaikan tata kelola gambut, tata kelola hutan tanaman industri, tata kelola kelapa sawit, penegakkan hukum, kualitas sumber daya manusia, dan tingkat kesejahteraan masyarakat, jelas dekan Fisipol UNIVRAB ini lebih lanjut.
Pembicara lain dari Indonesia diantaranya dosen IPB Professor Bambang Hero Saharjo, M.Agr yang merupakan pakar yang memiliki integritas dan reputasi yang tinggi dibidang karlahut. Ia merupakan seorang ilmuan yang memiliki integritas, kemampuan dan kontribusi yang tidak diragukan lagi untuk bicara masalah kebakaran lahan dan hutan di Indonesia. Prof "hero" sudah menjadi saksi ahli tidak kurang dari 200 kasus kebakaran lahan dan hutan sejak tahun 2000. Pada saat ini, keterangannya sebagai saksi ahli digugat oleh PT.JJP yang sebelumnya telah divonis bersalah ditingkat MA dengan denda 119,8 Milyar untuk ganti rugi dan 371,1 Milyar untuk perbaikan lingkungan terbakar seluas 1000ha
Pembicara lain dari Indonesia yang tidak kalah menariknya adalah Shofwan Albanna Choirruzzad, PhD, ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia yang berbicara tentang Insentif Ekonomi. Reputasi Shofwan tidak diragukan lagi, bahkan ia tercatat menjuarai lomba karya tulis ilmiah di The 39th St Gallen Symposium di Swiss tahun 2009 dengan mengalahkan mahasiswa asal Universitas Harvard dan Oxford. Disamping itu, pembicara Indonesia lainnya adalah Prof. Puji Lestari yang merupakan Guru Besar di Kampus ITB (Air Quality Management Faculty of Civil and Environmental Engineering), serta Prof. Gusti Z.Anshari, PhD (Tropical Peat Soil Expert, Universitas Tanjung Pura).
Selain pembicara dari Indonesia, hadir para pembicara ternama dari Malaysia seperti Prof. Dato' Ir. Dr Abu Bakar Jaafar (Director Ocean Thermal Energy Centre, UTM Malaysia). Prof. Dr. Fredolin T. (Climatology and Oceanography, UKM Malaysia), Prof. Ir. Dr. Hashlenda Hashim (Faculty of Chemical and and Energy Engineering, UTM Malaysia). Prof. Dr. Mohd. Talib Latif (Faculty of Sciences and Technology, UKM). Lulie Melling, PhD (Director of Sarawak Tropical Peat Research Institute).
Turut hadir pembicara dari Thailand Associate Prof. Savitri Garivait (Environment Division and PRO, King Mongkut's University of Technology), dan pembicara dari Institute for Global Environmental Strategis, Jepang, Eric Zusman, PhD. Selain itu hadir pembicara dari Vietnam Nguyeng Hong Nam, PhD dari University of Science and Technology of Hanoi. Sementara, International Institute of Applied Sciences Analysis, Austria mengutus pembicara Dr. Markus Amann, Pachauri Shonali (IIASA, India) Johannes Pirker, PhD. Zbigniew Klimont , PhD.
KOMENTAR